Selasa, 06 Desember 2016

FINANCIAL STATEMENT, FINANCIAL REPORT, SIKLUS AKUNTANSI MANUAL, SIA

FINANCIAL STATEMENT & FINANCIAL REPORT


I. Financial Statement


Financial statement adalah laporan keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi yang sistematis. Laporan keuangan ini terdiri dari :
a) Laporan Posisi Keuangan
b) Laporan Laba Rugi
c) Laporan Arus Kas
d) Laporan Perubahan Ekuitas
e) Catatan atas Laporan Keuangan

Financial Statement lebih bersifat data yang kuantitatif dengan dibubuhkan catatan-catatan yang bersifat kualitatif untuk mendukung data kuantitatif tersebut.






II. Financial Report

Financial report merupakan proses penyampaian Laporan Keuangan. Proses penyampaian ini tidak hanya berbentuk mempresentasikan isi laporan keuangan namun juga mengkomunikasikan isi laporan keuangan tersebut agar isinya mudah dipahami oleh pengguna.

Data yang dihasilkan cenderung kualitatif dengan dibubuhi angka kuantitatif untuk menunjang data kualitatifnya.

Contoh financial statement dan financial report PT. Unilever Indonesia :











untuk informasi lebih lengkap dapat dilihat di sini

SIKLUS AKUNTANSI MANUAL & SIA

I. Siklus Akuntansi Manual

a) Tahap Pengumpulan Bukti Transaksi
Bukti transaksi merupakan data dasar yang kemudian diolah dalam sistem akuntansi untuk mendapatkan laporan keuangan. Data yang bersifat keuangan adalah data transaksi yang langsung melibatkan uang sedangkan data non keuangan misalnya data aset perusahaan.

b) Tahap Menjurnal Bukti Transaksi
Pertama, memisahkan transaksi menurut sifatnya apakah transaksi tersebut termasuk transaksi penjualan, pembelian, biaya operasional, dan sebagainya. Kemudian mengklasifikasikan transaksi-transaksi tersebut ke sebuah catatan berdasarkan urutan kronologis, yang disebut dengan jurnal. 

c) Tahap Posting Data
Kemudian transaski tersebut akan di kumpulkan (di posting) ke Buku Besar (General Ledger). Posting tersebut akan mengelompokkan transaksi ke dalam kelompok aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya.

d) Tahap Menyusun Neraca Saldo
Neraca ini berguna untuk mengecek apakah debit dan kredit dalam buku besar sudah balance dan menjadi dasar dalam pembuatan laporan keuangan.

e) Tahap Menyusun Laporan Keuangan
Laporan keuangan biasanya terdiri dari Laporan laba rugi yang merupakan ringkasan laporan pendapatan dan biaya, dan neraca yang menunjukkan posisi harta, hutang dan modal perusahaan.
f) Tahap Penutupan Periode Buku
Tahap penutupan adalah tahap yang menghubungkan periode akuntansi yangs sedang dibuat laporannya dengan periode akuntansi yang akan datang.





II. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Karakteristik SIA 
a) Tumbuh dan berkembang sepanjang masa
b) Jaringan arus informasi
Sistem informasi menyediakan informasi ke berbagai pihak di dalam ataupun di luar perusahaan
c) Konversi data
Sistem informasi akan mengkonversi input menjadi output
d) Pengguna Informasi
e) Tujuan
Sistem informasi memiliki tujuan utama, yaitu :
(1) menyajikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan
(2) menyajikan informasi untuk mendukung operasi harian
(3) menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan
f) Sumber Daya
Agar dapat berfungsi, sistem informasi memerlukan sumber daya yang mencakup data, perlengkapan, personalia, peralatan dan dana







Minggu, 27 November 2016

GENERAL CONTROL VS APPLICATION CONTROL

General Control (Pengendalian Umum)
Application Control (Pengendalian Aplikasi)
Pengendalian umum adalah semua bentuk pengendalian yang tidak terkait langsung dengan aplikasi komputer
Pengendalian aplikasi adalah pengendalian terkait dengan aplikasi (peranti lunak) tertentu.
Tujuan pengendalian umum lebih menjamin integritas data yang terdapat di dalam sistem komputer dan sekaligus meyakinkan integritas program atau aplikasi yang digunakan untuk melakukan pemrosesan data.
Tujuan pengendalian aplikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa data di-input secara benar ke dalam aplikasi, diproses secara benar, dan terdapat pengendalian yang memadai atas output yang dihasilkan
Pengendalian umum sendiri digolongkan menjadi :
a)      Pengendalian organisasi dan otorisasi.
Yang dimaksud dengan pengendalian organisasi adalah secara umum terdapat pemisahan tugas dan jabatan antara pengguna sistem (operasi) dan administrator sistem (operasi). Dan juga dapat dilihat bahwa pengguna hanya dapat mengakses sistem apabila memang telah diotorisasi oleh administrator.
b)      Pengendalian operasi.
Operasi sistem informasi dalam perusahaan juga perlu pengendalian untuk memastikan sistem informasi tersebut dapat beroperasi dengan baik selayaknya sesuai yang diharapkan.
c)    Pengendalian perubahan.
Perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap sistem informasi harus dikendalikan, termasuk pengendalian versi dari sistem informasi tersebut, catatan perubahan versi, serta manajemen perubahan atas diimplementasikannya sebuah sistem informasi.
d)   Pengendalian akses fisikal dan logikal.
Pengendalian akses fisikal berkaitan dengan akses secara fisik terhadap fasilitas-fasilitas sistem informasi suatu perusahaan, sedangkan akses logikal berkaitan dengan pengelolaan akses terhadap sistem operasi sistem tersebut


Pengendalian aplikasi terdiri dari :
a)      Pengendalian Organisasi dan Akses Aplikasi
Pada pengendalian organisasi lebih terfokus pada aplikasi yang diterapkan perusahaan. Siapa pemilik aplikasi, tugas administrator, pengguna, hingga pengembangan aplikasi tersebut.
Untuk pengendalian akses, terpusat hanya pada pengendalian logika saja untuk menghindari akses tidak terotorisasi.
b)      Pengendalian Input
Pengendalian input memastikan data-data yang dimasukkan ke dalam sistem telah tervalidasi, akurat, dan terverifikasi.
c)      Pengendalian Proses
Pengendalian proses biasanya terbagi menjadi dua tahapan, yaitu
(1) tahapan transaksi, dimana proses terjadi pada berkas-berkas transaksi baik yang sementara maupun yang permanen
(2) tahapan database, proses yang dilakukan pada berkas-berkas master.
d)    Pengendalian Output
Pengendalian output dilakukan beberapa pengecekan baik secara otomatis maupun manual (kasat mata) jika output yang dihasilkan juga kasat mata.
e)    Pengendalian Berkas Master
Pada pengendalian ini harus terjadi integritas referensial pada data, sehingga tidak akan diketemukan anomali-anomali, seperti: Anomaly penambahan ; Anomaly penghapusan ; Anomaly pemuktahiran/pembaruan
Hubungan antara pengendalian umum dan aplikasi bersifat pervasif. Artinya apabila pengendalian umum terbukti jelek, maka pengendalian aplikasinya diasumsikan jelek juga, sedangkan bila pengendalian umum terbukti baik, maka diasumsikan pengendalian aplikasinya juga baik.

Selasa, 22 November 2016

FRAUD

TEORI-TEORI FRAUD
1. Fraud Triangle Theory
3 hal yang mendorong terjadinya sebuah upaya fraud, yaitu pressure (dorongan), opportunity (peluang), dan rationalization (rasionalisasi).
 





a) Pressure (dorongan)

Pressure adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan fraud, contohnya hutang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup mewah, ketergantungan narkoba, dll. Pada umumnya yang mendorong terjadinya fraud adalah kebutuhan atau masalah finansial.

b) Opportunity (Peluang)

Opportunity adalah peluang yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya disebabkan karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang. Di antara 3 elemen fraud triangle, opportunity merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk diminimalisir melalui penerapan proses, prosedur, dan control dan upaya deteksi dini terhadap fraud.

c) Rationalization (Rasionalisasi)


Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari pembenaran atas tindakannya, misalnya:
1.    Bahwasanya tindakannya untuk membahagiakan keluarga dan orang-orang yang dicintainya.
2.    Masa kerja pelaku cukup lama dan dia merasa seharusnya berhak mendapatkan lebih dari yang telah dia dapatkan sekarang (posisi, gaji, promosi, dll.)
3.    Perusahaan telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak mengapa jika pelaku mengambil bagian sedikit dari keuntungan tersebut.


2. Fraud Scale Theory
 




Teori fraud scale merupakan perkembangan teori dari teori sebelumnya yaitu teori fraud triangle. Dalam teori ini dapat mengetahui kemungkinan terjadinya tindakan fraud atau kecurangan dengan cara mengamati tekanan, kesempatan dan integritas pelaku yang akan melakukan fraud. Apabila seseorang memiliki tekanan yang tinggi, kesempatan besar dan integritas pribadi yang rendah, maka dapat memungkinkan terjadinya fraud yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Tekanan disini terjadi karena masalah keungan dan atau bisa karena masalah di lingkungannya. Adanya kesempatan untuk melakukan tindak kecurangan disebabkan karena lemahnya pengendalian maupun pengawasan organisasi. Sedangkan, integritas pribadi yang rendah disebabkan oleh kebiasaan individu yang buruk. Fraud Scale mempunyai tujuan untuk mengukur terjadnya pelanggaran etika, kepercayaan dan tanggung jawab. Kecurangan atau fraud ini biasanya mengarah pada penipuan laporan keuangan.


3. GONE Theory

Menurut teori Gone kecurangan dapat terjadi dikarenakan adanya keserakahan didalam kekuasaan, adanya peluang untuk melakukan kecurangan, serta karena dihimpit oleh tuntutan hidup, baik berupa tuntutan primer seperti keluarga individu, maupun karena gengsi.
Dalam teori ini terdapat empat faktor yang mendorong terjadinya fraud, yaitu :

1.      Greed (keserakahan), berkaitan dengan keserakahan potensial.
2.      Opportunity (Kesempatan), berkaitan dengan keadaan dalam organisasi yang terbuka sehingga dapat membuka kesempatan untuk melakukan kecurangan.
3.      Need (Kebutuhan), adalah suatu tuntutan kebutuhan individu yang harus terpenuhi.
4.      Exposure (Pengungkapan), adalah berkaitan dengan kemungkinan diungkapkannya serta sanksi hukum yang menjerat.


4. Fraud Diamond Theory
 



Teori diamond ini merupakan pengembangan dari triangle fraud. Teori Fraud Diamond adalah teori yang menunjukkan hubungan antara empat elemen yaitu incentive(dorongan), oppurtunity (kesempatan), rasionalization (pembenaran), dan capability(kapabilitas). 

a.      Incentive

Incentive merupakan suatu dorongan yang timbul karena adanya tuntutan atau tekanan yang dihadapi oleh seseorang. Incentive dapat memicu terjadinya kecurangan seperti keserakahan yang mengakibatkan tekanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

b.      Opportunity

Opportunity adalah suatu kesempatan yang timbul karena terdapat kelemahan pengendalian internal organisasi atau perusahaan dalam pencegahan dan pendeteksian kecurangan. Oppurtunity dapat terjadi karena adanya kekuasaan terhadap organisasi dan juga karena seorang fraudster atau orang-orang yang melakukan kecurangan mengetahui kelemahan dari system-sistem yang ada.

c.      Rationalization

Rationalization adalah kondisi dimana fraudster atau pelaku kecurangan mencari suatu pembenaran terhadap tindakan yang dilakukannya untuk memperoleh kekayaan dengan cara yang cepat.

d.      Capability 


Capability  merupakan suatu kemampuan dan keterampilan tentang pemahaman yang mendetail sehingga seorang fraudster atau pelaku kecurangan dapat mengetahui kelemahan dan dapat memanfaatkannya untuk melakukan fraud atau kecurangan. Capability dapat mengakibatkan ancaman karena pelaku didalam organisasi merupakan orang yang memiliki kekuasaan atau didalam posisi lini manjamen, serta memiliki kecerdasan serta pemahaman tentang sistem didalam organisasi tersebut. Pelaku tersebut disebut sebagai suatu tindakan kejahatan kerah putih atau white collar crime karena kecurangan jenis ini mempunyai ancaman yang sangat besar dan sangat signifikan terhadap organisasi yang bersangkutan.


5. Fraud Pentagon Theory
 




Teori ini merupakan perluasan dari teori Triangle dan dua faktor yang lainnya. Fraud timbul karena ada lima faktor, yaitu Pressure (tekanan), Opportunity (kesempatan), Rationalization (rasionalisasi), Competence (kompetensi), dan Arrogance (arogansi). Untuk faktor pressure, oppurtunity dan rasionalization sama dengan teori triangle yaitu masing masing karena seseorang mempunyai tekanan sehingga terdapat dorongan untuk melakukan fraud, seseorang mempunyai kesempatan untuk melakukan fraud karena lemahnya pengawasan, dan seseorang mencari pembenaran atas tindakan fraud tersebut.  Selanjutnya dua faktor yang lain yaitu Competence (kompetensi), dan Arrogance (arogansi). Competence (kompetensi) serupa dengan kemampuan atau kapabilitas (capability) yang dijelaskan dalam teori diamond. Competence (kompetensi) merupakan kemampuan karyawan untuk mengabaikan pengawasan internal, mengembangkan strategi penyembunyian, dan mengontrol situsi sosial untuk keuntungan pribadinya. Sedangkan untuk faktor arrogance (arogansi) yaitu sikap superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa bahwa pengawasan internal atau kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya.Kelima faktor tersebut lebih dikenal dengan Crowe’s fraud pentagon theory.




THE FRAUD THREE
 




Tiga cabang utama dari fraud tree ini adalah :

1)         Corruption (Korupsi)
Korupsi disini merupakan penyalahgunaan wewenang.Maka dari itu pelaku korupsi
ini biasanya merupakan orang-orang yang memiliki kedudukan dalam suatu instansi maupun organisasi.Contohnya bisa kita lihat sendiri pada banyak kasus yang terjadi di Indonesia.Biasanya koruptor tersebut merupakan pejabat negara atau instansi yang memiliki kewenangan tertentu. Terjadinya korupsi bisa terjadi karena beberapa hal, antara lain:   

a. Konflik Kepentingan. Hal ini sering kita jumpai dalam berbagai bentuk, di antaranya bisnis pelat merah atau bisnis pejabat dan keluarga beserta kroni mereka yang menjadi pemasok atau rekanan di lembaga-lembaga pemerintah dan di dunia bisnis sekalipun.
b.  Penyuapan. Praktek-praktek penyuapan sesungguhnya banyak terjadi dalam dunia bisnis di sekitar kita.Penyuapan biasanya dilakukan agar dapat menghindari prosedur atau birokrasi yang terkesan berbelit-belit.Penyuapan ada berbagai macam bentuknya.Kickback meruapkan salah satu bentuk penyuapan dimana penjual menyerahkan sebagian dari hasil penjualannya.Prosentase yang diserahkan itu bisa diatur dimuka atau diserahkan sepenuhnya kepada penjual. Dalam hal terakhir, apabila penerima kickback mengganggap kickback yang diterimanya terlalu kecil maka dia akan mengalihkan bisnisnya ke rekanann yang mampu memberi kickback yang lebih tinggi.
c.  Illegal Gratuities adalah pemberian arau hadiah yang merupakan dalam bentuk terselubung atau sering disebut juga sebagai gratifikasi.

2)         Asset Misappropriation (Penyelewengan Aset)
Merupakan pengambilan asset secara illegal atau sering juga disebur sebagai penggelapan. Asset missappropriation biasanya dilakukan dengan 3 cara antara lain:

a. Skimming : dalam skimming uang dijarah sebelum uang tersebut secara fisik masuk ke perusahaan. Cara ini terlihat dalam fraud yang sangat dikenal oleh auditor, yaitu lapping.
b. Larceny. Berbeda dengan skimming, maka larceny yaitu menjarah uang ketika sudah masuk dalam perusahaan. Dalam fraud tree larceny ada 5 yaitu billing schemes, Payroll Schemes, Expense Reimbursement Schemes, Check Tampering dan Register Disbursement
c. Billing Schemes: adalah skema dengan menggunakan proses billing atau pembebanan tagihan sebagai sarananya.Pelaku dapat mendirikan perusahaan bayangan yang seolah-olah merupakan pemasok atau rekanan atau kontraktor sungguhan. Perusahaan bayangan ini merupakan sarana untuk mengalirkan dana secara tidak sah ke luar perusahaan.
d. Payroll Schemes : adalah sekema melalui pembayaran gaji. Bentuk permainannya antara lain dengan pegawai atau karyawan fiktif. Atau dalam pemalsuan jumlah gaji.Jumlah gaji yang dilaporkan lebih besar dari gaji yang dibayarkan.
e. Expense Reimbursement Schemes. Sekam melalui pembayaran kembali-biaya-biaya, misalnya biaya perjalanan.Contoh seorang salesman mengambil uang muka perjalanan dan sekembalinya dari perjalanan dia membuat perhitungan biaya perjalanan. Kalau biaya perjalanan melampaui melampaui uang mukanaya, ia akan meminta penggantian. Ada beberapa cara skema melalui reimbursement ini. rincian biaya menyamarkan jenis pengeluaran yang sebenarnya atau biayanya dilaporkan lebih besar dari pengeluaran sebenarnya.
f. Check Tampering : pemalsuan cek
g. Register Disbursement adalah pengeluaran yang sudah masuk dalam Cash Register. Skema ini melalui register disbursement pada dasarnya ada dua yaitu pengembalian uang yang dibuat-buat dan pembatalan palsu.

3)         Fraudulent Statement (Manipulasi Laporan)
Memanipulasi peloporan paling banyak pada laporan keuangan, jenisnya ada overstatement (penyajian lebih tinggi dari fisik) atau understatement (penyajian lebih rendah) terhadap aset atau penghasilan. Untuk laporan non finansial misalkan sebuah perusahaan emas menyantumkan nilai cadangannya jauh lebih tinggi dari kenyataan untuk menaikkan harga saham



KOMPONEN-KOMPONEN COSO

COSO menyatakan mengenai unsur unsur pengendalian internal sebagai berikut :

1.      Control Environment
2.      Risk Assessment
3.      Control Activities
4.      Information And Communication
5.      Monitoring Activities

Adapun hubungan diantara kelima tujuan dan komponen komponen pengendalian internal tersebut digambarkan oleh COSO dalam bentuk kubus sebagai berikut :


















Berdasarkan gambar tersebut menjelaskan bahwa ada suatu hubungan langsung antara tujuan tujuan sebagai apa yang hendak dicapai entitas dengan komponen komponen pengendalian internal yang mewakili apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tujuan itu, serta struktur organisasi entitas pada setiap tingkatan (divisi, unit, operasi, fungsi, dan lainnya). Ketiga kategori tujuan tersebut (operasi, pelaporan, dan ketaatan) diwakili oleh kolom, kemudian kelima komponen pengendalian internal diwakili oleh baris, sedangkan struktur organisasi entitas direpresentasikan oleh ketiga dimensinya.


Berikut ini merupakan kelima komponen pengendalian internal tersebut :

1.      Lingkungan Pengendalian (Control Invironment)

Berdasarkan rumusan COSO, bahwa lingkungan pengendalian didefinisikan sebagai seperangkat standar, proses, dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan pengendalian internal di seluruh organisasi.
Selanjutnya, COSO menyatakan, bahwa terdapat lima prinsip yang harus ditegakkan atau dijalankan dalam organisasi untuk mendukung lingkungan pengendalian agar dapat terwujud dengan baik, yaitu:
Ø  Organisasi yang terdiri dari dewan direksi, manajemen, dan personil lainnya menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.
Ø  Dewan direksi menunjukkan indenpendensi dari manajemen dan dalam mengawasi pengembangan dan kinerja pengendalian internal.
Ø  Manajemen dengan pengawasan dewan direksi menetapkan struktur, jalur pelaporan, wewenang-wewenang dan tanggung jawab dalam mengejar tujuan.
Ø  Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompetensi sejalan dengan tujuan.
Ø  Organisasi meyakinkan individu bertanggung jawab atas tugas dan tanggung jawab pengendalian internal mereka dalam mengejar tujuan.

2.      Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Menurut COSO, penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan interaktif untuk mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Risiko itu sendiri dipahami sebagai suatu kemungkinan bahwa suatu peristiwa akan terjadi dan mempengaruhi pencapaian tujuan entitas, dan risiko terhadap pencapaian seluruh tujuan dari entitas ini dianggap relatif terhadap toleransi risiko yang ditetapkan.

Prinsip-prinsip yang mendukung penilaian risiko menurut COSO sebagai berikut :

Ø  Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko yang berkaitan dengan tujuan.
Ø  Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di seluruh entitas dan analis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
Ø  Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam menilai risiko terhadap pencapaian tujuan.
Ø  Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal.

3.      Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Menurut COSO, aktivitas pengendalian adalah tindakan-tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan dilakukan. Aktivitas pengendalian meliputi kegiatan yang berbeda,seperti: otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, analisis, prestasi kerja, menjaga keamanan harta perusahaan dan pemisahan fungsi.

COSO menegaskan mengenai prinsip prinsip dalam organisasi yang mendukung aktivitas pengendalian yaitu sebagai berikut :

Ø  Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang berkontribusi terhadap mitigasi risiko pencapaian sasaran pada tahap yang dapat diterima.
Ø  Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian umum atas teknologi untuk mendukung tercapainya tujuan.
Ø  Organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan, dan prosedur-prosedur yang menempatkan kebijakan kebijakan ke dalam tindakan.

4.      Informasi Dan Komunikasi (Information And Communication)

COSO menjelaskan bahwa informasi sangat penting bagi setiap entitas untuk melaksanakan tanggung jawab pengendalian internal guna mendukung pencapaian tujuan-tujuannya. Informasi yang diperlukan manajemen adalah informasi yang relevan dan berkualitas baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal dan informasi yang digunakan untuk mendukung fungsi komponen-komponen lain pengendalian internal.

Ada 3 prinsip yang mendukung komponen informasi dan komunikasi dalam pengendalian internal menurut COSO, yaitu :

Ø  Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan informasi yang berkualitas dan yang relevan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.
Ø  Organisasi secara internal mengkomunikasikan informasi, termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal dalam rangka mendukung fungsi pengendalian internal.
Ø  Organisasi berkomunikasi dengan pihak internal mengenai hal-hal yang mempengaruhi fungsi pengendalian internal.

5.      Aktivitas Pemantauan (Monitoring Activities)


Aktivitas pemantauan menurut COSO merupakan kegiatan evaluasi dengan beberapa bentuk apakah yang sifatnya berkelanjutan, terpisah maupun kombinasi keduanya yang digunakan untuk memastikan apakah masing-masing dari kelima komponen pengendalian internal mempengaruhi fungsi fungsi dalam setiap komponen, ada dan berfunsi. Kegiatan pemantauan meliputi proses penilaian kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu, dan memastikan apakah semuanya dijalankan seperti yang diinginkan serta apakah telah disesuaikan dengan perubahan keadaan. Pemantauan dilakukan untuk memberikan keyakinan apakah pengendalian internal telah dilakukan secara memadai atau tidak

Selasa, 15 November 2016

ANALISA SISTEM ONLINE

E-COMMERCE
8WOOD (http://www.8wood.id/)
8Wood merupakan situs e-commerce yang menyediakan kebutuhan fashion wanita, mulai dari bawahan, atasan, hingga aksesori dengan harga yang terjangkau. Masing-masing kategori produk tersebut dikelompokkan kembali sesuai dengan jenisnya sehingga para pelanggan atau pengunjung website 8wood bisa mencari produk yang diinginkan dengan mudah. Diluncurkan pada awal tahun 2013, 8Wood didirikan oleh Alvin Yudhapatria bersama istrinya Alice Norin. Alvin selaku CEO adalah seorang DJ dan Event Organizer (EO). Sedangkan Alice selaku CCO merupakan selebriti yang sering muncul di layar kaca Indonesia dan juga seorang DJ.
Baju wanita dari 8WOOD di desain khusus memenuhi kebutuhan wanita yang trendy, berjiwa muda, ingin tampil beda dan berpenampilan menarik layaknya selebritis dunia dan dalam negeri. Keunikan dari 8wood sendiri yaitu gratis biaya pengiriman dan mudah dalam pengembalian demi kepuasan belanja online di 8wood. Keunggulan dari 8wood yaitu 8wood memiliki tim stylish khusus yang bertugas untuk memadu-madankan produk fashion yang satu dengan produk fashion lainnya. Hasilnya, setiap ilustrasi produk yang ditampilkan di website 8wood akan tampak menarik, elegan dan sesuai dengan gaya berbusana masyarakat Indonesia.

TIPE SISTEM

            Sistem yang digunakan oleh 8wood adalah sistem Business to Customer (B2C) dimana 8wood sebagai pelaku bisnis, menawarkan dan menjual produknya kepada konsumen secara online. Karakteristik dari sistem B2C ini yaitu terbuka untuk umum, servis diberikan dengan menggunakan basis web. Transaksi barang biasanya dilakukan langsung dari produsen ke konsumen tanpa melalui perantara. Setelah konsumen melakukan pembayaran, maka produsen akan mengirimkan barang yang telah dipesan konsumen. Kelebihan dari B2C adalah konsumen dapat mempelajari produk yang telah dipublikasikan ke internet, serta menghemat waktu dikarekanakan transaksi yang dilakukan sangat mudah dan cepat. Cara pembelian barang pada situs 8wood adalah sebagai berikut :


1. Buka situs www.8wood.id menggunakan google chrome atau mozilla firefox, maka akan muncul gambar berikut ini pada halaman awal.

 






2. Setelah menemukan barang yang diinginkan, kemudian anda dapat memesan barang tersebut dengan mengklik judul barang tesebut kemudian klik kotak hitam bertuliskan “Pesan Sekarang”.



Apabila anda masih ingin membeli barang lain, dapat mengklik kotak bertuliskan “Lanjutkan Belanja”, namun apabila hanya ingin membeli satu barang maka lanjutkan dengan mengklik “Bayar Sekarang”.





3. Pada halaman ini, anda akan diminta untuk mengecek kembali apakah barang sudah sesuai dengan yang diinginkan, baik dari segi ukuran, jumlah barang maupun harga. Selanjutnya, klik “Bayar Transaksi Ini”





4. Tahap terakhir yaitu mengisi form pembayaran dengan selengkap lengkapnya dan sejelas jelasnya agar tidak terjadi salah kirim dan hal-hal lain yang tidak diinginkan. Pembeli dapat memilih metode pembayaran yang diinginkan, yaitu memlalui transfer atau credit card atau virtual account. Selain itu, pembeli juga memilih metode pengiriman melalui JNE Reguler atau JNE Yes. Perbedaan dari keduanya adalah jangka waktu pengirimannya, JNE Yes lebih cepat sampai dibandingkan JNE Reguler. Setelah mengisi form pembayaran anda dapat mengklik “Bayar”  



5. Selanjutnya, pembeli akan dikirimkan order ID, tagihan pembayaran serta instruksi pembayaran melalui e-mail.


















MODEL SISTEM
            Model sistem yang digunakan oleh 8wood adalah model E-tailer. Model E-tailer merupakan konsep dasar perdagangan elektronik (e-commerce) dimana terjadi interaksi antara penjual dan pembeli secara langsung. Model E-tailer mengorganisasikan produk yang akan dijual dalam bentuk katalog produk yang ditempatkan pada halaman website.







JENIS PENDAPATAN
            8wood merupakan situs e-commerce yang mendapatkan penghasilan dari penjualan produknya (sales), yaitu pakaian, sepatu, tas dan aksesoris wanita.