Senin, 26 Juni 2017

ANALISIS E-COMMERCE

KELOMPOK 6 :

Ivena Rahma P.         C1C015005
Alfiandita Rizka M.   C1C015069
Sita Evitasari              C1C015070


BLIBLI.COM

     Blibli.com adalah salah satu E-commerce di Indonesia dengan konsep belanja online ala mall. Dengan konsep tersebut blibli.com mengharapkan masyarakat Indonesia yang terbiasa belanja di mall bisa menemukan barang yang mereka cari dengan mudah dan menyenangkan dimanapun dan kapanpun. Blibli.com adalah produk pertama PT Global Digital Niaga yang melalui 11 kategori pilihan yaitu Ibu & Anak, Kesehatan & Kecantikan, Fashion Wanita, Kuliner, Fashion Pria, Handphone & Tablet, Komputer & Laptop, Kamera, Peralatan Elektronik, Hobi & Olahraga, dan Otomotif.
     Blibli.com menawarkan sejumlah keunggulan yang belum atau tidak dimiliki oleh bisnis e-commerce lainnya. Keunggulan tersebut antara lain adalah :
1. Ragam produk kebutuhan rumah tangga yang super lengkap
2. Gratis ongkos kirim se-Indonesia
3. Layanan customer care
4. Sistem pembayaran yang aman, mudah dan terpercaya

5. Banyak promo menarik di Blibli.com


     Berdasarkan pelaku bisnis yang saling berhubungan, blibli.com termasuk ke dalam Business to Customer (B2C), yaitu hubungan bisnis antara perusahaan dengan konsumen.  Sistem ini membutuhkan biaya yang relative tinggi, karena alat yang dibutuhkan adalah WEB interaktif, nilai transaksinya tergolong rendah. E-business ini perlu mempromosikan diri secara efektif baik secra on-line melalui halaman web maupun secara off-line melalui media-media konvensional.
     Berdasarkan model bisnis, blibli.com termasuk ke dalam bisnis e-commerce Shopping Mall, semua proses serta layanannya kurang lebih sama dengan bentuk bisnis Marketplace C2C yang membedakan antara keduannya adalah penjual yang ada pada e-commerce tersebut. Pihak yang bisa masuk menjadi penjual di e-commerce tersebut hanyalah brand-brand besar yang telah mempunyai nama di pasar lokal atau pun internasional. Untuk masuk pun membutuhkan proses verifikasi yang tidak mudah. Dari segi keuntungan, pihak ecommerce bisa menarik komisi dari penjual yang notabenenya brand besar tersebut. Dengan begitu pendapatannya pun bisa lebih besar. Sumber pendapatan yang diperoleh dari komisi penjualan dari merchant serta advertisement (iklan).


BUKALAPAK

     BukaLapak merupakan salah satu pasar daring (online marketplace) terkemuka di Indonesia (biasa dikenal juga dengan jaringan toko daring) yang dimiliki dan dijalankan oleh PT. Bukalapak. Pengguna perorangan ataupun perusahaan dapat membeli dan menjual produk, baik baru maupun bekas, seperti sepeda, ponsel, perlengkapan bayi, gawai (gadget), aksesori gawai, komputer, sabak (tablet), perlengkapan rumah tangga, busana, elektronik, dan lain-lain.


     Seperti halnya situs layanan jual - beli daring (online) dengan sistem Consumer-to-consumer (C2C), Bukalapak menyediakan sarana penjualan dari konsumen-ke-konsumen di mana pun. Siapa pun bisa membuka toko daring untuk kemudian melayani calon pembeli dari seluruh Indonesia baik satuan ataupun dalam jumlah banyak. Model sistem yang digunakan oleh BukaLapak adalah model bisnis market creator, yaitu model bisnis e-commerce yang membuat suatu website untuk membawa penjual dan pembeli dalam satu tempat yang sama sehingga terbentuk market place sendiri.
BukaLapak memberikan 100 persen uang hasil transaksi pada seller dan tidak memungut biaya lain. Lalu, BukaLapak.com menuai penghasilan kurang lebih didapatkan dari seller-seller yang sudah sukses. Seller-seller inilah yang rela merogoh koceknya lebih dalam demi mendapatkan fitur fitur premium di BukaLapak.com, misalnya promote to top atau menyediakan slot iklan khusus sehingga lebih mudah dilihat pengunjung. Selain itu penghasilan yang didapatkan juga berasal dari layanan penjual premium, iklan premium.


COTTON INK

     COTTON INK awalnya didirikan pada bulan November 2008 oleh dua sahabat yang sangat kreatif, yang telah berteman dekat sejak usia yang sangat muda: Carline Darjanto dan Ria Sarwono merupakan situs e-commerce yang menyediakan fashion untuk wanita. Mulai dari dengan merancang dan memproduksi baju cetak dan berbagai syal, tidak pernah melupakan untuk menjaga nilai utama COTTON INK ini: Kurang lebih, yang disalurkan ke dalam COTTON INK Koleksi Wanita pertama di tahun 2010. Sejak peluncuran webstore pada tahun 2010, COTTON INK telah mengklaim adegan pada komunitas online dengan meningkatnya jumlah pengunjung pada tahun yang sama, dan juga telah berpartisipasi dalam acara tahunan Jakarta Fashion Week terkenal.  COTTON INK telah berhasil menyediakan berbagai macam pakaian yang nyaman dan serbaguna, sederhana namun elegan.

     Sistem yang digunakan oleh Cotton Ink adalah sistem Business to Consumer (B2C) dimana sebagai pelaku bisnis, menawarkan dan menjual produknya kepada konsumen secara online. Model sistem yang digunakan adalah model E-tailer. Model E-tailer merupakan konsep dasar perdagangan elektronik (e-commerce) dimana terjadi interaksi antara penjual dan pembeli secara langsung. Model E-tailer mengorganisasikan produk yang akan dijual dalam bentuk katalog produk yang ditempatkan pada halaman website.  Cotton Ink merupakan situs e-commerce yang mendapatkan penghasilan dari penjualan produknya (sales), yaitu pakaian, aksesoris dan sleepwear


     Gaudi-clothing merupakan situs e-commerce yang menyediakan kebutuhan fashion wanita, mulai dari bawahan, atasan, hingga aksesoris  dan sleepwear dengan harga yang terjangkau. Masing-masing kategori produk tersebut dikelompokkan kembali sesuai dengan jenisnya sehingga para pelanggan atau pengunjung website gaudi-clothing bisa mencari produk yang diinginkan dengan mudah. 
    Keunggulan dari Gaudi yaitu memiliki tim stylish khusus yang bertugas untuk memadu-madankan produk fashion yang satu dengan produk fashion lainnya. Hasilnya, setiap ilustrasi produk yang ditampilkan di website Gaudi akan tampak menarik, trendy dan sesuai dengan gaya berbusana masyarakat Indonesia. Selain itu, Gaudi juga menerima return dan exchange apabila produk yang diterima cacat atau tidak sesuai dengan yang di gambar.



             Sistem yang digunakan oleh Gaudi-clothing adalah sistem Business to Consumer (B2C) dimana Gaudi sebagai pelaku bisnis, menawarkan dan menjual produknya kepada konsumen secara online. Model sistem yang digunakan oleh Gaudi-clothing adalah model E-tailer. Model E-tailer merupakan konsep dasar perdagangan elektronik (e-commerce) dimana terjadi interaksi antara penjual dan pembeli secara langsung. Model E-tailer mengorganisasikan produk yang akan dijual dalam bentuk katalog produk yang ditempatkan pada halaman website.  Gaudi-clothing merupakan situs e-commerce yang mendapatkan penghasilan dari penjualan produknya (sales), yaitu pakaian, aksesoris dan sleepwear.

JUALO
            Jualo.com merupakan situs jual beli online yang hadir dengan menawarkan layanan iklan gratis, mudah dan cepat. Situs yang didirikan oleh Chaim Fetter sejak 2014 ini telah berkembang pesat menjadi  situs jual beli online terkemuka di Indonesia. Situs Jualo juga menjadi tempat untuk menjual barang baru maupun barang bekas. Selain menjadi perantara dan menghubungkan langsung penjual dengan pembeli, Jualo juga memiliki cara pendekatan dan transaksi yang unik. Misalnya, metode pembayaran yang bisa dilakukan dengan saling tukar barang atau barter. Bisa juga nego langsung kepada penjual dan bersaing dengan tawar menawar.
            Dalam situs Jualo, anda dapat berinteraksi dengan sesama pengguna untuk berbagi file atau mengundang teman Facebook untuk bergabung di chatbox yang tersedia. Dengan demikian, tidak perlu takut produk atau barang yang dijual tidak laku. Ditambah lagi fitur Geo Search yang eksklusif. Tanpa harus mendaftarkan diri di Jualo.com, para pembeli tetap bisa mencari produk di area yang spesifik hingga tingkat kecamatan. Tentunya fitur ini sangat bermanfaat bagi pelaku jual beli yang lebih suka COD (Cash on Delivery).

     
     Sistem yang digunakan oleh Jualo adalah sistem Consumer to Consumer (C2C). C2C merupakan jenis e-commerce yang meliputi semua transaksi elektronik barang atau jasa antar konsumen. Umumnya transaksi ini dilakukan melalui pihak ketiga yang menyediakan platform online untuk melakukan transaksi tersebut. Model sistem yang digunakan oleh Jualo adalah model bisnis market creator, yaitu model bisnis e-commerce yang membuat suatu website untuk membawa penjual dan pembeli dalam satu tempat yang sama sehingga terbentuk market place sendiri. Jualo merupakan situs e-commerce yang mendapatkan penghasilan dari fitur-fitur premium seperti menyediakan slot iklan khusus sehingga lebih mudah dilihat pengunjung. Jualo menyediakan tiga pilihan dalam memasang iklan, yaitu :
1) Non Premium atau iklan biasa, dimana penjual tidak dipungut biaya untuk memasangkan iklan namun jumlah tampilan terbatas.
2) Iklan Hot Premium 7 Hari, fitur ini memungkinkan iklan anda akan tampil di atas iklan biasa dan diberi highlight warna selama 7 hari namun penjual harus membayar sebesar Rp 59.000.
3) Iklan Hot Premium 1 Bulan, fitur ini sama seperti di atas namun jangka waktunya lebih lama yaitu 1 bulan dan penjual harus membayar sebesar Rp 199.000.


KARTIKASARI

     Kartikasari.com merupakan situs e-commerce yang menjual aneka kue. Adanya kartikasari.com ini untuk memudahkan konsumen di seluruh Indonesia bahkan negara tetangga seperti malaysia dan singapore dalam membeli kue yang ada di Kartikasari. Layanan ini hanya buka setiap hari Senin hingga Jum’at saja, mulai jam 08.00 – 15.00 WIB, dan hanya melayani setiap pembelian minimal Rp.250.000/transaksi.

     Sejarah Kartika Sari adalah salah satu tujuan tempat mencari oleh-oleh khas bandung yang telah dirintis sejak tahun 1970 yang silam. Sementara brand Kartika Sari mulai dijual lebih besar dengan nama besar seperti sekarang, mulai dilakukan mulai tahun 1984. Dan lokasi awal atau pertama kali toko Kartika sari dibuka itu adalah di jalan Kebon Kawung Bandung.

            
     Sistem yang digunakan oleh Kartikasari.com adalah sistem Business to Consumer (B2C) dimana Kartikasari sebagai pelaku bisnis, menawarkan dan menjual produknya kepada konsumen secara online. Model sistem yang digunakan oleh Kartikasri.com adalah model E-tailer. Model E-tailer merupakan konsep dasar perdagangan elektronik (e-commerce) dimana terjadi interaksi antara penjual dan pembeli secara langsung. Model E-tailer mengorganisasikan produk yang akan dijual dalam bentuk katalog produk yang ditempatkan pada halaman website.  Kartikasari.com merupakan situs e-commerce yang mendapatkan penghasilan dari penjualan produknya (sales), yaitu aneka kue.

SURFER GIRL
Surfer-Girl.co.id

     Surfer-Girl.co.id merupakan sebuah toko surf serta clothing online asal Bali, Indonesia, yang terkenal dengan maskot perempuan pirang berkepang dua, bernama Summer. Surfer Girl ini sendiri merupakan salah satu merek teratas untuk gadis-gadis muda di Indonesia, yang telah menandatangani promosi FLIP sebagai distributor utama mereka di Australia. Didirikan di Bali sejak tahun 1998, Surfer Girl telah menarik perhatian ratusan ribu turis muda Australia. Produk yang baik nilai, warna-warni, dan mencerminkan nilai-nilai inti dari merek ‘LOVE, NATURE, FRIENDS dan menyenangkan’. 

     Pembuatan online store Surfer-Girl.co.id ini bertujuan untuk mempermudah para pecinta produk Surfer Girl untuk mendapatkan barang yang diiginkan tanpa mengunjungi outlet Surfer Girl itu sendri. Harga produk yang dijual pada online store pun sama dengan harga barang yang dijual di outlet Surfer Girl. Namun, untuk pembelian secara online, biaya pengiriman barang ditanggung oleh pembeli.


     Surfer-Girl.co.id memiliki tipe Business to Customer yaitu penjual menjual barang atau jasanya kepada konsumen langsung tanpa adanya perantara, setelah konsumen memilih barang yang diinginkan dan melakukan transaksi pembayaran maka barang akan langsung dikirim oleh penjual.


SHOPEE
Shopee.co.id

     Shopee adalah pemain baru di ranah e-commerce. Perusahaan startup asal Singapura ini mengklaim pihaknya menawarkan layanan belanja online yang memiliki konsep mobile marketplace, khusus dari konsumen-ke-konsumen (C2C). E-commerce berbasis aplikasi mobile, Shopee, merilis layanan gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia. Hal ini sejalan dengan komitmen mreka untuk mengembangkan kewirausahaan dan Usaha Kecil Masyarakat (UKM) di Indonesia.
Untuk mendapatkan layanan gratis ongkos kirim ini, pembeli harus melakukan registrasi terlebih dahulu. Program ini berlaku dengan minimum pembelanjaan seharga Rp 120.000,- 

     Saat ini, Shopee telah diunduh lebih dari 4 juta kali dan memiliki lebih dari 600 ribu pengikut. Untuk pasar Indonesia sendiri, aplikasi yang merupakan anak dari perusahaan Garena ini telah dirilis sejak Juni 2015 dan telah menggandeng 1,3 juta pengguna di Indonesia. Anda dapat menunduhnya secara cuma-cuma di App Store dan Google Play Store.

 OLIN’S CLOSET
     Olin’s Closet merupakan situs e-commerce yang menyediakan kebutuhan fashion wanita, mulai dari atasan, dress, bawahan, outer hingga tas wanita dengan harga yang terjangkau. Masing-masing kategori produk tersebut dikelompokkan kembali sesuai dengan jenisnya sehingga para pelanggan atau pengunjung website Olin’s Closet dapat mencari produk yang diinginkan dengan mudah.


     Sistem yang digunakan oleh Olin’s Closet adalah sistem Business to Consumer (B2C). Olin’s Closet sebagai pelaku bisnis, menawarkan dan menjual produknya kepada konsumen secara online, tanpa adanya perantara, setelah konsumen memilih barang yang diinginkan dan melakukan transaksi pembayaran maka barang akan langsung dikirim oleh penjual.


CINEMA 21

     CINEMA 21, merupakan kelompok bioskop terbesar di Indonesia yang memulai kiprahnya di industri hiburan sejak tahun 1987. Lebih dari 28 tahun, CINEMA 21 berkomitmen untuk senantiasa memberikan pengalaman dan kenikmatan nonton terbaik untuk masyarakat Indonesia. Sampai dengan Agustus tahun ini, CINEMA 21 memiliki total 926 layar tersebar di 38 kota di 167 lokasi di seluruh Indonesia. Selain menyajikan film-film hasil karya anak bangsa, CINEMA 21 juga menayangkan film-film berkelas dunia. 

     CINEMA 21 terus mengikuti perkembangan teknologi dengan melengkapi fasilitas-fasilitasnya seperti 2D dan 3D. Di tahun 2012, CINEMA 21 telah menghadirkan pengalaman nonton dengan teknologi revolusioner yaitu IMAX teater. Kini sudah ada enam teater IMAX yang dimiliki oleh CINEMA 21, yang berlokasi di Mal Gandaria City, Mal Kelapa Gading, Summarecon Mal Serpong, Summarecon Mal Bekasi, Tunjungan 5 dan yang paling terbaru ada di Pakuwon Mall XXI Surabaya. Untuk menyempurnakan pelayanan kepada penonton, telah hadir juga bioskop dengan system audio mutakhir "Dolby Atmos" yang kini ada di 46 layar Cinema XXI. Untuk memudahkan pembelian tiket, selain datang ke bioskop langsung dapat memesan lewat website www.21cineplex.com namun harus melakukan online registrasi terlebih dahulu. 


      
    Sistem yang digunakan oleh 21cineplex.com adalah sistem Business to Consumer (B2C) dimana CINEMA 21 sebagai pelaku bisnis, menawarkan dan menjual produknya kepada konsumen secara online. Model sistem yang digunakan oleh 21cineplex.com adalah model E-tailer. Model E-tailer merupakan konsep dasar perdagangan elektronik (e-commerce) dimana terjadi interaksi antara penjual dan pembeli secara langsung. 21cineplex.com merupakan situs e-commerce yang mendapatkan penghasilan dari penjualan produknya (sales), yaitu tiket film.

Selasa, 13 Juni 2017

PRIVATE CLOUD, PUBLIC CLOUD DAN HYBRID CLOUD

KELOMPOK 6 :
Ivena RahmaPutri                  C1C015005
Alfiandita Rizka Meivita        C1C015069
Sita Evitasari                           C1C015070

PRIVATE CLOUD
Meskipun ada banyak keuntungan dari public cloud, perusahaan sangat jarang menerapkan seratus persen aplikasinya ke dalam public cloud. Secara logika, seringkali jauh lebih mudah untuk beralih dari lingkungan lokal ke private cloud daripada dari lokal ke public cloud.
Private cloud adalah layanan cloud computing, yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan internal dari organisasi atau perusahaan. Biasanya departemen teknologi informasi akan berperan sebagai service provider (penyedia layanan) dan departemen lain menjadi user (pemakai). Sebagai service provider tentu saja departemen teknologi informasi harus bertanggung jawab agar layanan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan standar kualitas layanan yang telah ditentukan oleh perusahaan, baik infrastruktur, platform maupun aplikasi yang ada.
Contoh layanannya :
·         SaaS (Software as a Service) : Web Application internal, Sharepoint, Mail Server internal, Database Server untuk keperluan internal.
·         PaaS (Platform as a Service) : Sistem Operasi + Web Server + Framework + Database yang disediakan untuk internal.
·         IaaS (Infrastructure as a Service) : Virtual Machine yang bisa di-request sesuai dengan kebutuhan internal 
Sebuah perusahaan besar dan memiliki infrastrukur teknologi informasi yang kompleks sudah pasti secara otomatis memiliki private cloud, untuk fitur dan teknologi yang digunakan juga hampir mirip dengan public cloud, dapat menaikkan skalabilitas dari kebutuhan pengguna, membuat beberapa virtual server di dalam infrastruktur untuk kebutuhan Big Data atau yang lainnya, tidak dapat diakses melalui internet jadi hanya intranet saja.
Lingkungan private cloud dapat dikonfigurasi untuk mendukung aplikasi apa pun, seperti saat datacenter anda menginstalnya. Private cloud adalah pilihan yang sangat menarik jika fitur tertentu dalam aplikasi lawas mencegah beberapa aplikasi beroperasi dengan baik di public cloud. Berikut adalah beberapa indikator bahwa aplikasi anda akan menjadi kandidat yang baik untuk perawatan di private cloud :
·         Anda menggunakan Oracle RAC (penyimpanan bersama) dan memerlukan infrastruktur khusus untuk kepatuhan. Setara penyimpanan bersama di AWS, RDS, tidak sesuai dengan HIPAA.
·         Anda memerlukan akses kinerja tinggi ke sistem file, seperti di perusahaan media yang membuat atau menghasilkan file video berukuran besar.
·         Aplikasi ditulis dengan buruk dan jarang digunakan, dan oleh karena itu tidak sebanding dengan usaha bermigrasi ke public cloud.
·         Aplikasi ini memiliki pola penggunaan yang sangat mudah diprediksi dan biaya penyimpanan yang rendah.
·         Aplikasi tidak stabil dan banyak diperdagangkan, namun staf teknologi informasi saat ini tidak terbiasa dengan aplikasi ini. Ini mungkin merupakan kasus untuk penulisan ulang parsial di cloud.
·         Tim teknik yang bertanggung jawab untuk menjaga aplikasi tidak dilengkapi untuk memigrasikan aplikasi dalam kerangka waktu hemat biaya. Ini mungkin merupakan kasus untuk menghadirkan penyedia layanan awan terkelola.
Private cloud adalah jenis cloud computing yang memberikan keuntungan serupa pada public cloud, termasuk skalabilitas dan swalayan, namun melalui arsitektur proprietary. Tidak seperti public cloud, yang memberikan layanan ke banyak organisasi, private cloud didedikasikan untuk satu organisasi. Akibatnya, private cloud paling baik untuk bisnis dengan kebutuhan komputasi dinamis atau tak terduga yang memerlukan kontrol langsung atas lingkungan mereka.
Model penyebaran public cloud dan private cloud berbeda. Public cloud, seperti yang berasal dari Amazon Web Services atau Google Compute Engine, berbagi infrastruktur komputasi di berbagai pengguna, unit bisnis, atau bisnis yang berbeda. Namun, lingkungan komputasi bersama ini tidak sesuai untuk semua bisnis, seperti yang memiliki beban kerja mission-critical, masalah keamanan, persyaratan uptime atau tuntutan manajemen. Sebagai gantinya, bisnis ini dapat menyediakan sebagian dari pusat data mereka yang ada sebagai lokal - atau private cloud.
Private cloud memberikan manfaat dasar public cloud yang sama. Ini termasuk layanan mandiri dan skalabilitas; Multi-tenancy; Kemampuan untuk menyediakan mesin; Mengubah sumber daya komputasi sesuai permintaan; Dan menciptakan beberapa mesin untuk pekerjaan komputasi kompleks, seperti data besar. Alat untuk mengungguli melacak penggunaan komputasi, dan unit bisnis hanya membayar untuk sumber daya yang mereka gunakan. Selain itu, private cloud menawarkan layanan host kepada sejumlah orang di belakang firewall, sehingga meminimalkan masalah keamanan yang dimiliki beberapa organisasi di sekitar awan. Private cloud juga memberi perusahaan kendali langsung atas data mereka.
Tetapi private cloud memiliki beberapa kelemahan. Misalnya, TI lokal - bukan penyedia cloud pihak ketiga - bertanggung jawab untuk mengelola private cloud. Akibatnya, penyebaran private cloud membawa biaya kepegawaian, pengelolaan, perawatan dan modal yang sama seperti kepemilikan pusat data tradisional. Biaya private cloud tambahan mencakup virtualisasi, software cloud dan alat pengelolaan cloud. Namun, untuk mengurangi tatanan TI di tempat, penyedia cloud, seperti Rackspace dan VMware, dapat menerapkan infrastruktur private cloud.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa private cloud memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai berikut : 

·         Keunggulan private cloud :
1)      Keamanan data terjamin karena seluruhnya di manage sendiri.
2)      Menghemat bandwith ketika layanan di akses dari jaringan internal, namun tetap tergantung dengan koneksi internet lokal.
3)      Seluruh data dan aplikasi dapat menjadi bisnis perusahaan/organisasi.
4)      Dengan memiliki private cloud dengan infrastruktur yang kompeten dapat di pastikan cukup untuk mendirikan dan menjalankan datacenter cloud generasi yang akan datang secara efisien dan efektif.

·         Kelemahan private cloud :
1)      Biaya infrastruktur dan perawatan lebih besar, karena semua ditanggung oleh perusahaan.
2)      Diperlukan tingkat keamanan yang baik dan dapat di pertanggung jawabkan untuk menjaga kepercayaan client.
3)      Memerlukan tenaga ahli untuk memanage cloud dan security.

  

PUBLIC CLOUD
Model cloud computing yang paling dikenal untuk banyak konsumen adalah model public cloud, di mana layanan cloud disediakan di lingkungan virtualisasi, dibangun dengan menggunakan kumpulan sumber daya bersama, dan dapat diakses melalui jaringan publik seperti internet. Sampai batas tertentu, mereka dapat didefinisikan berbeda dengan private cloud yang menghubungkan sumber daya komputasi yang mendasarinya, menciptakan platform cloud yang berbeda yang hanya dimiliki satu organisasi. Public cloud, bagaimanapun, memberikan layanan kepada banyak klien yang menggunakan infrastruktur bersama yang sama.
Contoh cloud computing yang paling menonjol cenderung jatuh ke dalam model public cloud karena mereka, menurut definisi, tersedia untuk umum. Kita sebagai user tinggal mendaftar ataupun bisa langsung memakai layanan yang ada. Penawaran perangkat lunak sebagai layanan / Software as a Service (SaaS) seperti penyimpanan cloud dan aplikasi perkantoran online mungkin merupakan penawaran infrastruktur sebagai layanan /  Infrastructure as a Service (IaaS) dan Platform sebagai Service / Platform as a Service (PaaS) yang paling umum, termasuk cloud berbasis web hosting dan lingkungan pengembangan bisa mengikuti model juga (meski semuanya bisa juga ada di dalam private cloud). Public cloud digunakan secara luas dalam penawaran untuk individu pribadi yang cenderung tidak memerlukan tingkat infrastruktur dan keamanan yang ditawarkan oleh private cloud. Namun, perusahaan masih bisa memanfaatkan public cloud untuk membuat operasinya lebih efisien secara signifikan, misalnya dengan penyimpanan konten yang tidak sensitif, kolaborasi dokumen online dan webmail.
Public cloud ideal untuk usaha kecil dan menengah atau bisnis yang memiliki tuntutan yang berfluktuasi. Manfaat utama dari public cloud mencakup kecepatan penggunaan sumber daya teknologi informasi dan kemampuan untuk hanya membayar sumber daya server yang digunakan. Dengan menyebarkan biaya infrastruktur ke sejumlah pengguna, masing-masing dapat memanfaatkan pendekatan berbiaya rendah dan. Dan, karena besarnya public cloud, anda bisa menghitung daya naik dan turun sesuai tuntutan bisnis, dalam hitungan menit.
Salah satu hal yang paling penting dalam memilih layanan public cloud adalah Perjanjian Tingkat Layanan atau biasa disebut dengan Service Level Agreement (SLA). Banyak pengambil keputusan di perusahaan memilih layanan public cloud tanpa mengikat SLA karena sifat dari penggunaan infrastruktur bersama, yang digunakan oleh penyedia layanan public cloud untuk menawarkan solusi cloud computing dengan harga yang terjangkau. Banyak penyedia layanan public cloud tidak transparan dan berharap pelanggan mereka tidak dapat mengukur service layanan yang diberikan. 
Banyak layanan Public Cloud yang gratis, dan ada juga yang perlu membayar untuk bisa menikmati layanannya.
·         Contoh public cloud yang gratis adalah Windows Live Mail, GoogleMail, Facebook, Twitter, dsb.
·         Contoh public cloud yang berbayar adalah SalesForce, Office 365, Adobe Creative Cloud, Windows Azure, Amazon EC2, dsb.
Model public cloud menawarkan beberapa fitur berikut :
1)      Skalabilitas tertinggi : Sumber daya cloud tersedia sesuai permintaan dari kumpulan sumber daya public cloud yang luas sehingga aplikasi yang berjalan pada mereka dapat merespons aktivitas fluktuasi secara mulus.
2)      Biaya efektif : Public cloud menyatukan tingkat sumber daya yang lebih besar dan karenanya bisa mendapatkan keuntungan dari skala ekonomi terbesar. Operasi terpusat dan pengelolaan sumber daya yang mendasarinya dibagi di semua layanan cloud berikutnya sementara komponen, seperti server, memerlukan konfigurasi yang lebih sedikit dipesan lebih dahulu. Beberapa proposisi pasar massal bahkan bisa terbebas dari klien, bergantung pada iklan untuk pendapatan mereka.
3)      Biaya gaya utilitas : Layanan public cloud sering menggunakan model pengisian bayar-as-you-go dimana konsumen dapat mengakses sumber daya yang mereka butuhkan, kapan mereka membutuhkannya, dan kemudian hanya membayar untuk apa yang mereka gunakan, karena itu hindari kapasitas terbuang.
4)      Keandalan : Jumlah server dan jaringan yang terlibat dalam menciptakan public cloud dan konfigurasi redundansi berarti bahwa jika satu komponen fisik gagal, layanan cloud masih akan berjalan tidak terpengaruh pada komponen yang tersisa. Dalam beberapa kasus, di mana cloud menarik sumber daya dari beberapa pusat data, seluruh pusat data bisa offline dan layanan cloud individual tidak akan mengalami dampak buruk. Ada, dengan kata lain, tidak ada satu titik kegagalan yang akan membuat layanan public cloud rentan.
5)      Fleksibilitas : Ada segudang layanan IaaS, PaaS dan SaaS yang tersedia di pasaran yang mengikuti model public cloud dan siap untuk diakses sebagai layanan dari perangkat yang memungkinkan internet. Layanan ini dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan komputasi dan dapat memberikan keuntungan bagi klien swasta dan perusahaan. Bisnis bahkan dapat mengintegrasikan layanan public cloud mereka dengan private cloud, di mana mereka perlu melakukan fungsi bisnis yang sensitif, untuk menciptakan awan hibrida.
6)      Independensi lokasi : Ketersediaan layanan public cloud melalui koneksi internet memastikan layanan tersedia dimanapun klien berada. Ini memberikan kesempatan yang tak ternilai bagi perusahaan seperti akses jarak jauh ke infrastruktur TI (dalam kasus darurat dll) atau kolaborasi dokumen online dari berbagai lokasi.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa public cloud memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai berikut : 

·         Keunggulan public cloud :
1)      Tidak perlu memikirkan kerusakan dan perawatan infrastruktur, platform ataupun aplikasi. Kita hanya menggunakan public cloud secara gratis ataupun berbayar sesuai pemakaian kita.
2)      Dengan public cloud, kita dapat menggunakan aplikasi yang standar digunakan kebanyakan orang, seperti Email, messaging, dll.
3)      Kita mendapatkan aplikasi dari vendor SaaS ( Software as a Service ) atau penyedia sebagai service dengan keamanan dan strategi yang sudah mereka terapkan.

·         Kelemahan public cloud :
1)      Sangat tergantung dengan kualitas layanan internet yang kita pakai, jika koneksi internet mati, kita tidak bisa memakai layanan-nya. Untuk itu kita perlu pikirkan secara matang infrastruktur internet-nya.
2)      Tidak semua penyedia layanan, menjamin keamanan data kita. Untuk itu kita perlu hati-hati untuk memilih provider Public Cloud ini, karena kemungkinan data dicuri itu lebih besar daripada private cloud. Pelajari dengan seksama profil dan Service Level Agreement dari penyedia layanan.
3)      Perlu dilakukan pengujian dan pengembangan kode aplikasi.
4)      Di perlukan kapasitas tambahan dengan upgrade level, untuk mendapatkan kapasitas yang lebih besar.




HYBRID CLOUD
Untuk jenis ini, infrastruktur cloud yang tersedia merupakan komposisi dari dua atau lebih infrastruktur cloud. Dimana meskipun secara entitas mereka tetap berdiri sendiri-sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu teknologi atau mekanisme yang memungkinkan portabilitas data dan aplikasi antar cloud itu.
Hybrid Cloud merupakan gabungan dari layanan Public Cloud dan Private Cloud yang di implementasikan oleh suatu organisasi atau sebuah perusahaan. Dalam Hybrid Cloud ini, kita bisa memilih proses bisnis mana yang bisa dipindahkan ke Public Cloud dan proses bisnis mana yang harus tetap berjalan di Private Cloud.
Hybrid Cloud merupakan gabungan kenyamanan dan keamanan. Karena, di hybrid cloud ini kita dapat menggabungkan antara infrastruktur milik kita dan akun public cloud. Saat perlu kapasitas tambahan, kita dapat expand ke cloud yang ada. Kalau end user membutuhkan server tambahan, kita dapat deploy dengan cepat.
Contoh layanan Hybrid Cloud dari Microsoft :
a.       Perusahaan A menyewa layanan dari Windows Azure (Public Cloud) sebagai “rumah” yang akan dipakai untuk aplikasi yang mereka buat, tetapi karena undang-undang yang berlaku, data nasabah dari perusahaan A tidak boleh ditaruh di pihak ketiga. Karena perusahaan A taat pada aturan yang ada, maka data dari nasabah tetap disimpan di database mereka sendiri (Private Cloud), dan aplikasi akan melakukan koneksi ke database internal tersebut.
b.      Perusahaan B menyewa layanan dari Office 365 (Public Cloud), dan karena perusahaan B tersebut sudah punya Active Directory yang berjalan di atas Windows Server mereka (Private Cloud) maka kita bisa konfigurasikan Active Directory tersebut sebagai indentity untuk login di Office 365.
Rintangan dalam menggunakan Hybrid Cloud :
Hybrid Cloud menghadirkan tantangan khusus dibagian akses data. Akibatnya, timbul kecenderungan sikap paranoid terhadap komputasi awan komersial. Asumsi yang biasa muncul adalah keraguan bahwa keamanan network antara datacenter internal dan pelayanan cloud komersial. Keraguan juga terjadi pada keamanan jaringan antar dua VM (virtual machine) dalam commercial cloud. Lebih lanjut, muncul juga asumsi bahwa security dari storage cloud maupun jaringan antar storage adalah tidak dapat diandalkan.
Ada solusi untuk masalah ini, yang seringkali berhubungan dengan produk komputasi awan, atau teknologi visualisasi terkait. Contohnya VMware yang menawarkan kemampuan keamanan jaringan virtual privat dengan produknya vShield, atau Altor Networks dari Juniper Networks yang menawarkan firewall virtual. Namun semua produk semacam ini menambah beban biaya, pelatihan staf dan waktu support dalam deployment cloud publik maupun hybrid. Jadi anda perlu mempertimbangkan apakah anda menggunakan informasi yang bersifat pribadi atau hanya data yang penting untuk bisnis, misalnya daftar pelanggan. Beragam jenis data menuntut tingkat pengamanan yang berbeda, hanya secure atau sangat secure.
Adapun cara untuk mengoptimalkan penerapan Hybrid Cloud pada perusahaan, yaitu dengan :
1.      Menghubungkan secara penuh infrastruktur cloud dan on-premise
Salah satu hal yang sering menjadi masalah utama dalam penerapan hybrid cloud di perusahaan adalah belum tersedianya koneksi penuh antara data center on-premise dengan infrastruktur cloud. Masih banyak perusahaan yang menempatkan keduanya secara terpisah. Data center yang terletak di cloud masih dipandang sebagai data center yang berdiri sendiri, bukan bagian dari satu kesatuan infrastruktur sepenuhnya sehingga data center on-premise belum sepenuhnya terhubung dengan data center cloud.
Seharusnya perusahaan tidak perlu mengkotak-kotakan antara aplikasi, keamanan, ketersediaan, identitas, akses yang ada pada kedua infrastruktur tersebut. Keduanya harus bersama-sama beroperasi secara bebas dengan application service yang tersedia di seluruh infrastruktur yang ada.
2.      Perbarui kebijakan sistem keamanan
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam upaya mengoptimalkan hybrid cloud adalah sistem keamanan. Di lingkunganhybrid cloud mobilitas aplikasi cenderung meningkat, hal ini sebabkan aplikasi berpindah-pindah dari on-premise kecloud ataupun sebaliknya. Hal ini menyebabkan sistem semakin rentan terhadap berbagai macam serangan, misalnya DDoS.
Salah satu solusinya adalah dengan melakukan upgrade terhadap kebijakan sistem keamanan. Sistem keamanan tradisional dirasa kurang sesuai dengan infrastruktur hybrid yang sekarang berkembang. Sistem hybrid memerlukan sistem keamanan yang mampu meng-handle kedua ekosistem secara bersama-sama
Transformasi Teknologi Informasi dengan Hybrid Cloud
Menurut hasil survei Microsoft Asia Pasifik, sebanyak 48% dari para pemimpin TI di Asia Pasifik memprioritaskan hybrid cloud dibandingkan public cloud ataupun private cloud untuk perusahaan mereka. Nah, data ini adalah salah satu dari beberapa temuan kunci dalam survei Microsoft Asia Pasifik yang melibatkan 1.200 pemimpin TI di 12 negara. Survei ini bertujuan untuk memahami bagaimana mereka mengembangkan strategi infrastruktur TI untuk memenuhi kebutuhan bisnis digital.
Survei menemukan bahwa saat ini 43% dari responden di Indonesia sudah menggunakan hybrid cloud. Angka ini diperkirakan akan mengalami peningkatan hingga 48% dalam 12-18 bulan ke depan. Adapun 30% lainnya menggunakan private cloud dan 27% memanfaatkan public cloud. Survei juga menunjukkan bahwa kecil kemungkinan responden meningkatkan investasi baik di solusi private cloud maupun public cloud karena permintaan akan pendekatan hybrid yang lebih terintegrasi semakin menguat.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hybrid cloud memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai berikut : 

·         Keunggulan hybrid cloud :
1)      Keamanan data terjamin, karena data dapat dikelola sendiri.
2)      Lebih leluasa untuk memilih mana proses bisnis yang harus tetap berjalan di private cloud dan mana proses bisnis yang bisa dipindahkan ke public cloud dengan tetap menjamin integrasi dari keduanya.

·         Kelemahan hybrid cloud :

1)      Untuk aplikasi yang membutuhkan integrasi antara public cloud dan private cloud, maka infrastruktur internet harus dipikirkan secara matang.